Monday 23 September 2013

Lagi, Festival Memedi Sawah di Yogyakarta




Di tahun 2013 yang serba modern ini masyarakat Candran, Kebonagung, Imogiri, Bantul masih eksis mengadakan Festival Memedi Sawah secara meriah dengan tema "Lokalitas, Produktif, dan Ekonomi Kreatif. “

Guna melestarikan budaya nenek moyang dan memperkenalkan kembali memedi sawah (orang – orangan sawah) kepada para generasi muda Festival Memedi Sawah kerap dilaksanakan setiap tahun. Acara tahun ini terlihat lebih meriah karena pada pembukaan acara dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsudin dan juga bekerjasama dengan Sekolah Vokasi UGM Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Museum Tani Jawa Indonesia dan Swara Kampus KR. 
             
            Festival Memedi Sawah akan diselenggarakan pada 21 – 27 September 2013 dengan berbagai acara. Bagi teman – teman yang sudah penasaran dengan acaranya berikut rangakaian acaranya :
- Lomba Memedi Sawah yang dilaksanakan Sabtu - Minggu 21 - 29 September dengan tema : Pelangi kearifan lokal Sejuta Ekpresi memedi Sawah.
- Lomba Ngliwet dengan tema : Olah pangan, warna tradisi Minggu 22 September 2013.
- Lomba mewarnai dengan tema : Warna warni Memddi Sawah, Minggu 29 September 2013
- Lomba Menulis Surat dengan tema : Hari Depan Kita,  Surat Untuk Memedi Sawah.
- Lomba Fotografi, tema : Bumi Kreatifitas Lokal Hari Sabtu - Jumat  21-27 September 2013
Pendaftaran langsung di  Museum Tani Jawa Indonesia, Dusun Candran, Kebonagung, Imogiri Bantul, Jogjakarta.
Kontak person :
Kristya Bintara 0274 -7892762
Rifqi 087877898661



















 Photo by : Rahmad Azhar

Sunday 8 September 2013

Dolanan Tradisional Siap Punah! Ayo Lestarikan!



 
Pengrajin Dolanan Mbah Atemo


Desa Pandes,  Kecamatan Sewon,  Kabupaten Bantul, Yogyakarta adalah desa yang pantas menyandang Desa Pengrajin Dolanan karena di era serba modern ini masih terdapat penduduk yang mampu membuat dolanan tradisional asli dari budaya kita sendiri. 
 
Sungguh sangat miris sulitnya ditemui dolanan tradisional untuk zaman sekarang, padahal dolananan atau permainan ini merupakan permainan asli dari kita dan juga budaya kita. Selain itu dolanan tradisional juga termasuk arsip bentuk khusus yang patut kita lestarikan keberadaanya. Saat ini anak – anak kecil sudah memulai bermain handphone, play station ataupun bermain game online yang hanya membuat malas dan membuat otak mudah lelah. Coba kita tengok di masa kita kecil, pernahkah anda bermain othok – othok ataupun dakon, permainan ini mengasah otak kita dan membuat badan kita aktif dalam permainan ini yang bisa membuat badan sehat. Bukan hanya permainan yang membuat pasif pemainnya yang hanya menimbulkan sifat pemalas saja.

Kitiran

Kurungan Burung


Desa Pandes adalah Desa Pengrajin Dolanan Tradisional yang sampai saat ini masih eksis menghasilkan dolanan seperti kurungan burung, wayang gambar, othok – othok, kitiran dan masih banyak lagi.Namun sangat disayangkan parapengrajin sudah simbah – simbah dan lebih disayangkannya lagi anaknya tidak mau meneruskan usaha sebagai pengrajin.Dalam arti permainan tradisional ini sudah berada di ujung tanduk. Oleh karena itu, kita sebagai anak bangsa yang mencintai akan budaya, paling tidak kita bisa melestarikannya. Perwujudan pelestarian itu bisa berupa mengadakan pameran permainan tradisional guna memunculkan kembali budaya kita dahulu dan melestarikan budaya milik kita sendiri. 

Semoga permainan tradisional di masa dan tahun – tahun kedepan masih bisa dihasilkan dan masih diakui keberadaanya oleh kita.