Friday 26 February 2016

Pembuatan Lurik Tradisional

Di era yang modern ini pastinya kita merasakan segala fasilitas serba instan. Namun berbeda dengan pembuatan kain lurik yang dikerjakan oleh Pak Tohirin (68), karena tidak dapat dikerjakan dengan cara instan dan cepat. Dalam pembuatan kain lurik ini diperlukan ketelitian dan kecermatan tinggi. Alat yang digunakan pun masih tradisional dan dikerjakan dengan tenaga manual manusia. Sejak tahun 1980 sampai saat ini Pak Tohirin dan istrinya Ibu Karmi (63) memulai usaha pembuatan kain tenun lurik dengan cara tradisional yakni menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Bertempat di Rogocolo, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta produksi kain tenun ini dihasilkan. Dalam pembuatannya dikerjakan hanya tiga orang yakni Pak Tohirin sendiri, istrinya dan anaknya. Setiap kali memproduksi kain lurik biasanya mereka menunggu pesanan dari konsumen dengan permintaan sesuai keinginan. Untuk pemasaran kain lurik masih di sekitar Yogyakarta saja. Kain lurik yang sudah jadi akan berbentuk lembaran kain yang bisa dijadikan hem, surjan maupun pakaian lainnya. Setiap meter lurik dihargai 30.000 rupiah.

Harapan kepada pemerintah dari mereka bahwa agar lebih memperhatikan usaha mikro kecil rakyat yang dapat disalurkan melalui kerja sama maupun dengan suntikan dana.










No comments:

Post a Comment